Penulis: Amelia Qusnina-Tim Editorial Stamps

Kalau kamu pernah pesan makanan lewat layar di restoran cepat saji, isi data di mesin check-in bandara, atau bayar tagihan di mall tanpa antre panjang itulah contoh kiosk.
Secara sederhana, kiosk adalah mesin atau titik layanan mandiri yang memungkinkan pelanggan melakukan transaksi tanpa bantuan staf langsung.
Awalnya, kiosk hanya berupa booth kecil atau tempat jualan sederhana. Tapi sekarang, istilah ini berkembang jadi bagian dari transformasi digital bisnis mulai dari retail, restoran, perbankan, hingga layanan publik.
Perkembangan gaya hidup yang serba cepat bikin banyak orang ingin semua hal dilakukan lebih praktis dan mandiri. Nah, di sinilah kiosk berperan.
Menurut laporan Fact.MR (2024), pasar global kiosk mencapai US$ 29,45 miliar pada 2024, dan diprediksi naik ke US$ 71,02 miliar pada 2034 tumbuh rata-rata 9,2% per tahun (CAGR) Angka ini menunjukkan kalau kiosk bukan tren sesaat, tapi solusi bisnis yang terus berkembang.
Sementara di lapangan, lebih dari 60% pelanggan di Amerika mengaku lebih suka memakai layanan self-service seperti kiosk ketimbang antre di kasir. Alasannya sederhana: lebih cepat, lebih efisien, dan lebih nyaman.
Kiosk ada banyak bentuknya, tergantung kebutuhan bisnis. Berikut beberapa yang paling umum:
Semua jenis kiosk ini punya satu tujuan yang sama: memberikan pengalaman layanan cepat dan mandiri untuk pelanggan.
Mengapa banyak bisnis mulai beralih ke sistem kiosk? Ini beberapa alasannya:
Meski terdengar sempurna, penggunaan kiosk juga punya tantangan tersendiri:
Kalau tantangan ini dikelola dengan baik, potensi pengembalian investasinya bisa tinggi terutama karena tren penggunaan kiosk terus meningkat setiap tahun.
Singkatnya, kiosk adalah inovasi layanan mandiri yang membantu bisnis memberikan pengalaman cepat, efisien, dan modern bagi pelanggan.
Di tengah gaya hidup serba digital, kehadiran kiosk bisa jadi solusi strategis untuk menekan biaya operasional sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan.
Melihat pertumbuhannya yang stabil di atas 9% per tahun, bisa dibilang kiosk bukan sekadar alat bantu bisnis tapi bagian dari masa depan layanan pelanggan.